Essay
disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Transnasionalisme
Oleh :
Rizky Amallina 090910101006
Arif Frastiawan S 090910101013
Rezel Nurullah 090910101029
M. Zulfiekar H.A.C 090910101073
JURUSAN ILMU
HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
JEMBER
2011
Di era globalisasi seperti sekarang ini, terdapat
sebuah aktor non-state yang memiliki
pengaruh besar dalam perekonomian dunia. aktor tersebut adalah
perusahaan-perusahaan Multinasional atau Multi
National Corporations (MNC’s). Menurut S.C. Certo (1997) MNC’s adalah
sebuah perusahaan yang memiliki operasi yang signifikan pada lebih dari satu
negara dengan kekuatan modal, teknologi dan sistem manajemen yang baik, MNC’s
mengontrol aliran modal, teknologi dan bahkan distribusi barang melintasi
batas2 negara[1]. Menurut
pengertian tersebut keberadaan Cross
National Border seolah-olah telah hilang dengan menyebarnya MNC’s di
berbagai negara.
MNC’s sebagai salah satu aktor baru dalam dunia
Internasional, hampir tidak ada negara di dunia ini yang dapat menolak kehadirannya.
Bahkan terdapat istilah Race To The
Bottom yang artinya negara-negara saling bersaing dengan cara memberikan
“harga murah” pada negaranya untuk memudahkan MNC’s agar tertarik dan masuk ke negaranya
dan menanamkan investasi. Sisi baik dengan adanya MNC’s adalah memberi
kontribusi terhadap perekonomian negara, melalui pembukaan lapangan kerja,
pemenuhan kebutuhan serta di sektor jasa. Contohnya Chevron, Exxon, Freeport,
dan lain-lain. Namun terdapat pula sisi negatif yaitu terjadinya eksploitasi
buruh dan kerusakan sumber daya alam yang ditimbulkan. Berhasil atau tidaknya
sebuah MNC’s terhadap suatu negara, dipengaruhi oleh struktur domestik negara
tersebut. Struktur domestik negara tersebut menunjukkan bagaimana sifat negara
tersebut dalam menerima kehadiran MNC’s. Negara bersifat tertutup ataupun juga
bersifat sangat terbuka terhadap MNC’s.
Salah satu negara yang tertutup terhadap kehadiran
MNC’s di dunia ini adalah Korea Utara. Korea Utara menganut ideology Juche.
Juche juga dipakai dalam
berbagai aspek kehidupan negara seperti urusan diplomatik, ekonomi, dan sosial.
Juche adalah teori yang mengadilkan sistem penguasaan tunggal di bawah Kim Il
sung hingga Juche bisa dikatakan
sebagai pemujaan personal untuk Kim Il-sung sebagai ideologi yang didukung oleh
konstitusi[2].
Kekuasaan tertinggi diserahkan secara penuh kepada pemimpin negara atau di
Korea Utara adalah presiden Kim Il Sung.
Juche dirancang
sebagai ideologi yang ditujukan untuk menghadang pengaruh dari luar yang
mungkin akan menggoyahkan kekuasaan penuh Kim Il Sung. Juche merupakan ideologi yang mencakup semua aspek kehidupan
bernegara di Korea Utara, termasuk bidang ekonomi. Semua kebijakan ekonomi
diatur dan berada di tangan satu orang yaitu pemimpin negara. Kebijakan
tersebut mencakup kebjakan hubungan kerjasama ekonomi antar negara, investasi, serta
kebijakan ekonomi lainnya. Hal tersebut menyebabkan aktor transnasional seperti
MNC’s mengalami kesulitan untuk masuk kedalam negara, karena semua kebijakan
ekonomi di tangan pemimpin tertinggi negara. Presiden akan menolak dengan tegas
kehadiran aktor transnasional dalam hal ini MNC’s jika dianggap tidak searah
dengan kebijakan negara, atau bahkan dapat menggoyahkan eksistensi ideologi Juche.
Dapat disimpulkan Korea Utara adalah negara yang
tertutup terhadap aktor transnasionalisme dan gagal dalam mengelola
perekonomian negaranya. Ideologi Juche
menyebabkan semua kebijakan ekonomi diatur oleh pemimpin negara, rakyat tidak
bebas melakukan kegiatan ekonomi sehingga tidak semua kebutuhan rakyatnya
terakomodasi dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka
kemiskinan dalam negeri dan banyak warga yang ingin keluar dari negaranya.
Di sisi lain terdapat negara yang tertutup akan
adanya aktor transnasional namun berhasil mengelola negaranya yaitu Venezuela.
Seperti yang diketahui belakangan ini, negara yang terletak di kawasan Amerika
latin tersebut melakukan banyak kebijakan nasionalisasi terhadap MNC. Misalnya
terhadap perusahaan Exxon (kompas internastional 2012) dan memenangkan gugatan
dengan hanya membayar kecil dari total kerugian yang diinginkan oleh perusahan
tersebut. Ini tidak lepas dari sebuah sistem yang di bangun di Venezuela oleh
Presiden negara tersebut yaitu Hugo Chavez. Sistem ini disebut dengan sistem Sosialisme
Bolivarian yaitu sebuah ajaran yang berasal dari cita-cita dan prinsip-prinsip
Simon Bolivar, tokoh nasionalis revolusioner anti penjajahan Spanyol, yang
dikagumi oleh rakyat-rakyat di berbagai negara di Amerika Latin. Gagasan-gagasan besar Simon
Bolivar itu kemudian dikembangkan jadi garis revolusioner untuk mengubah
negeri, pemerintahan dan masyarakat Venezuela.[3]
Revolusi Bolivarian ini disebut juga sosialisme
Bolivarian, sosialisme revolusioner dan demokratik, atau sosialisme
partisipatif, yang kemudian juga dinamakan sosialisme abad ke-21. Sosialismenya
Hugo Chavez mengakui perlunya pluralisme politik. Kritisisme terhadap
privatisasi besar-besaran dan menjadikan perang melawan korupsi sebagai slogan
utamanya, baik pada level pemerintahan sipil maupun di dalam tubuh militer. Isi
dari Sosialisme Bolivarian ini adalah setiap kelas bisa mencapai kemakmuran
bersama dan aktor paling penting dalam Sosialisme Bolivarian ini adalah rakyat
Venezuela yang terdiri dari kaum buruh, petani, miskin kota, dan kaum muda.[4]
Pemerintah Venezuela menggunakan dewan komunal
sebagai tenaga pokoknya dalam agenda revolusi bolivarian mereka. Dewan-dewan
komunal ini dibentuk di berbagai level massa, untuk memutuskan kebutuhan
mendasarnya melalui program-program kerakyatan yang mereka usulkan ke pemerintah,
konstitusi Negara ini dirubah menjadi konstitusi yang lebih kerakyatan.[5]
Demokrasi partisipatoris dimulai dari barios-barios atau desa-desa sehingga
semua rakyat dilibatkan. Hal-hal yang dilakukan oleh pemerintah Venezuela
diantaranya melakukan pendidikan rakyat gratis dan rakyat mendapat subsidi
pangan melalui koperasi.[6]
Sehingga rakyat sudah mendapat kebutuhan dasar secara tepat, nasionalisasi
terhadap perusahaan asing yang dilakukan juga hanya dilakukan kepada industri
strategis seperti tambang minyak, besi baja sehingga meningkatkan perekonomian
rakyat.
Meskipun negara Venezuela negara yang tertutup
dengan salah satu aktor Transnasional yaitu MNC bahkan cenderung melakukan
konfrontasi dengan aktor tersebut, namun negaranya berhasil mengelola ekonomi
rakyatnya karena pemerintahnya melakukan penyerapan aspirasi dengan baik
melalui dewan komunal yang dibentuk di tiap level massa. Terdapat upaya untuk mendirikan
banyak program pro rakyat sehingga pertumbuhan bukan lagi trickle down effect (perekonomian rakyat ditunjang investasi asing)
melainkan menjadi trickle up effect (pertumbuhan
dari rakyat sehingga meningkatkan perekonomian rakyat).
Untuk lebih mudah dipahami kami sajikan dalam bentuk
tabel perbandingan negara Korea Utara dengan Venezuela tersebut, sebagai
berikut :
KOREA
UTARA
|
VENEZUELA
|
Negara
yang tertutup terhadap aktor transnasionalisme dan gagal dalam
mengelola perekonomian negaranya
|
Negara
yang tertutup terhadap aktor transnasionalisme namun sukses dalam
mengelola perekonomian negaranya
|
1. Sistem
kekuasaan tunggal (pemimpin negara)
2. Adanya
ideology Juche sebagai pemujaan
personal untuk Kim Il-sung (Pemimpin Korea Utara)
3.
Juche
dirancang untuk menghadang pengaruh dari luar yang mungkin akan menggoyahkan
kekuasaan penuh Kim Il Sung
4.
Semua kebijakan ekonomi di tangan
pemimpin tertinggi
5.
Rakyat tidak bebas melakukan
kegiatan ekonomi sehingga tidak semua kebutuhan rakyatnya terakomodasi dengan
baik
6.
Pemimpin negara lebih
mementingkan eksistensinya daripada kemakmuran rakyat
|
1. Adanya
sistem Sosialisme Bolivarian yang mengakui perlunya pluralisme politik
2. Kritisisme
terhadap privatisasi besar-besaran dan menjadikan perang melawan korupsi sebagai
slogan utama
3. Sosialisme
Bolivarian menyebutkan bahwa setiap kelas (kaum buruh, petani, miskin kota, dan
kaum muda) bisa mencapai kemakmuran bersama
4. Dibentuknya
dewan-dewan komunal untuk menyerap aspirasi rakyat dan implementasinya dengan
dibuat program-program yang pro rakyat (konstitusi lebih kerakyatan)
5. Nasionalisasi
perusahaan asing hanya dilakukan kepada industri strategis seperti tambang
minyak, besi baja
|
Daftar pustaka
Mari segera bergabung bersama kami S128Cash, Bandar Judi Online Terbaik dan Terpercaya.
BalasHapusKami siap memberikan pelayanan TERBAIK 24 Jam 7 Hari NONSTOP dan pastinya memiliki Customer Service PROFESIONAL yang sudah berpengalaman dalam melayani hal apapun.
S128Cash menyediakan berbagai jenis permainan Populer, seperti :
- Sportsbook
- Live Casino
- Sabung Ayam Online
- IDN Poker
- Slot Games Online
- Tembak Ikan Online
- Klik4D
Bonus yang disediakan sangat menarik, sehingga Anda sebagai pemain akan semakin semangat saat bergabung bersama kami.
Berikut BONUS S128Cash :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Judi Bola