1.
Apa
yang anda ketahui tentang intervensi militer dalam resolusi konflik dan berikan
contohnya?
Jawab
:
Untuk mendapatkan jawaban dari
intervensi militer dalam resolusi konflik saya akan mulai dengan menjelaskan
pengertian dari kata intervensi terlebih dahulu. Intervensi adalah campur
tangan dalam perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, negara, dsb)[1]. Dalam
kajian resolusi konflik pihak yang berselisih disini tentunya adalah Negara.
Intervensi adalah bentuk campur tangan terhadap urusan negara lain yang sedang
mengalami konflik yang berfungsi sebagai cara dalam menyelesaikan konflik.
Intervensi militer dapat diartikan
sebagai campur tangan dalam urusan negara lain dengan menggunakan kekuatan
militer. Cara ini sering digunakan untuk menyelesaikan ketegangan yang tidak
kunjung reda walaupun sudah dilakukan upaya negosiasi dalam bentuk
perundingan-perundingan antara dua pihak yang berkonflik. Intervensi militer
menurut saya dilakukan untuk meredam atau melumpuhkan salah satu pihak atau
bahkan kedua belah pihak yang berkonflik untuk mengurangi jumlah korban jiwa
yang terjadi selama konflik berlangsung.
Sebagai contoh intervensi militer
yang saya ambil adalah intervensi militer yang dilakukan NATO dalam proses
kemerdekaan negara Kosovo. Benruk intervensi militer NATO ini terlihat dalam
penyerangan yang dilakukan oleh tentara NATO terhadap tentara Serbia dan juga
penyerangan terhadap instalasi militer dan infrastruktur Serbia-Yugoslavia[2].
Intervensi NATO tersebut sebagai bentuk respon dunia internasional terhadap
konflik yang terjadi di Kosovo yakni antara etnis Albania yang diberlakukan
semena-mena oleh etnis Serbia yang ada di Kosovo yang justru mendapatkan
dukungan dari pemerintah berdaulat sehingga terjadi konflik vertikal yang
bahkan mengarah pada terjadinya etnic
cleansing[3].
Berdasarkan
contoh fenomena intervensi militer tersebut, NATO sebagai organisasi militer
dan penjaga keamanan memiliki fungsi yang penting dalam tercapainya perdamaian
di Kosovo. Dalam hal ini NATO juga berhasil menghentikan kekerasan antar etnik
yang memakan banyak korban jiwa. NATO juga berperan penting menjadi fasilitator
untuk upaya perundingan dan jalur diplomasi untuk mencapai kata damai dan
berakhir pada tercapainya kemerdekaan negara Kosovo.
Jadi dapat disimpulkan menurut saya
intervensi militer merupakan salah satu upaya campur tangan dengan jalan
kekerasan yakni menggunakan kekuatan militer terhadap pihak-pihak yang
berkonflik demi menghentikan konflik yang tak kunjung reda dan semakin lama
semakin banyak korban yang berjatuhan. Upaya ini memang terlihat kasar namun
menurut saya efektif dalam menghentikan konflik dan menciptakan suasana
kondusif untuk melakukan tindak lanjut berupa perundingan dan upaya diplomasi
mencari jalan keluar dan mencapai perdamaian.
2.
Apa
yang anda ketahui tentang intervensi Non militer dalam resolusi konflik dan
berikan contohnya?
Jawab:
Intervensi non militer tentu saja
merupakan kebalikan dari intervensi militer yang telah dijelaskan pada soal
sebelumnya. Intervensi non militer cenderung melalui jalur-jalur damai tanpa
kekerasan misalnya melalui perundingan-perundingan dan jalur diplomasi antar
pihak yang berkonflik. Intervensi non militer dapat dilakukan oleh
negara-negara, organisasi-organisasi internasional, bahkan seorang tokoh
sekalipun yang capable dan
berkeinginan untuk ikut campur dalam menangani konflik di suatu negara yang
mencuri perhatian dunia internasional karena konflik tidak kunjung selesai.
Contoh kasus bentuk intervensi non
militer tanpa penggunaan kekerasan saya ambil contoh peran seorang Presiden Amerika
Serikat Jimmy Carter untuk mencari penyelesaian sengketa antara Israel dan
Mesir hingga menghasilkan Perjanjian Camp David 1979[4].
Upaya intervensi non militer presiden Jimmy Carter dalam konflik Israel-Mesir
ini yakni sebagai mediator perundingan kedua pihak yang berkonflik. Dalam
perjanjian ini, Israel bersedia mengembalikan Gurun Sinai yang didudukinya
kepada Mesir sedangkan Mesir secara resmi bersedia mengakui negara Israel[5].
Upaya mediasi oleh presiden Jimmy Carter merupakan intervensi non militer dalam
menyelesaikan konflik antara Israel dengan Mesir yang diwarnai dengan
terjadinya perang diantara keduanya, yang pada akhirnya berhasil dipertemukan
di meja perundingan oleh presiden AS jimmy Carter untuk mencari jalan keluar
dari sengketa kedua belah pihak.
3. Jelaskan agenda perdamaian PBB dan
disertai contoh?
Jawab:
Agenda perdamaian PBB atau yang lebih dikenal dengan
istilah Peace Operation PBB terdiri
dari 6 agenda yakni antara lain Conflict
prevention, Peace Making, Peace keeping, Peace
Building, Peace Time Operation, dan Peace Enforcement[6].
Conflict
prevention, yaitu melibatkan penerapan langkah-langkah
diplomatik atau struktural untuk menjaga agar ketegangan dan sengketa
intra-state atau inter-state tensions and disputes tidak bereskalasi menjadi
konflik. Idealnya, conflict prevention harus dibangun di atas peringatan dini
yang terstruktur, pengumpulan informasi dan analisis yang cermat terhadap
faktor-faktor pendorong dari konflik[7].
Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan dalam upaya resolusi konflik
dalam agenda perdamaian PBB yang membutuhkan analisis yang cermat serta
informasi yang tepat akan factor pendorong terjadinya konflik.
Peace making,
menurut definisi dari Sekjen PBB berarti aksi (tindakan) untuk membawa para
pihak yang berperang menuju kesepakatan, khususnya melalui cara-cara yang
damai, seperti yang dinyatakan dalam Bab VI Piagam PBB. Dengan kata lain,
penyelesaian damai atas pertikaian[8].
Sebagai contoh upaya peace making PBB
yakni pada penyelesaian konflik di Bosnia. PBB menyerukan kepada Serbia untuk
menarik pasukannya dari wilayah Bosnia. PBB mengirimkan utusannya sebagai
mediasi guna mencari penyelesaian konflik antara Serbia dan Bosnia. PBB
mengutus Lewis Mckeujic selaku kepala staf UNPROFOR UNPROFOR ( United Nation
Protection Force), melalui letnan Mckeujic ini terjadi perundingan antara
Serbia dan Bosnia yang dilaksanakan di Sarajevo tahun 1992 untuk membahas
mengenai penyelesaian perang di kawasan tersebut[9]. Berdasarkan
contoh tersebut terlihat upaya peace
making yang dilakukan PBB untuk mengarahkan kedua belah pihak yang
berkonflik ke meja perundingan dengan menjadi mediasi untuk melahirkan
perundingan dalam mengakhiri konflik tersebut.
Peace keeping adalah
suatu operasi yang melibatkan personel militer tetapi tanpa kekuatan daya
serang, yang dibawahi oleh PBB untuk membantu menjaga atau memulihkan
perdamaian dan keamanan internasional di wilayah-wilayah berkonflik[10]. Peace keeping dapat mengambil banyak
bentuk dan senantiasa berkembang terkait perubahan keadaan:
·
Pemeliharaan gencatan senjata dan
pemisahan pasukan, mengkondisikan suasana kondusif untuk negosiasi.
·
Pencegahan penyebaran dan perluasan
konflik,
·
Perlindungan operasi kemanusiaan.
·
Pelaksanaan penyelesaian damai yang
komprehensif, operasi multidimensi[11].
Contoh kasus yang saya ambil untuk menjelaskan upaya
peace keeping oleh PBB yakni pada
kasus konflik etnis di Rwanda. PBB mempunyai peran khusus dalam upaya
perdamaian tersebut. Dengan dipimpin oleh Brigjen Romeo A. Dallaire, seorang
perwira tinggi Kanada yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pengamat Miiter PBB
untuk perbatasan Uganda-Rwanda, PBB melakukan pengiriman tim yang terdiri dari
personil militer, personil sipil dan polisi sipil setelah mendapat otorisasi
formal dari DK-PBB dan berlangsung selama 90 hari dengan tugas mengamankan
Kigali dan menciptakan kondisi yang dibutuhkan bagi pembentukan pemerintah
transisi[12].
Terdapat juga upaya perlindungan operasi kemanusiaan melalui DK-PBB yang
kemudian memberikan otoritas kepada Perancis untuk melaksanakan Operasi Turquoise, sebuah operasi militer unilateral
dengan tujuan memberikan perlindungan kepada para pengungsi dan mengamankan
bantuan kemanusiaan[13]. Jelas
dari contoh kasus tersebut PBB melakukan upaya peace keeping berupa pengiriman
pasukan ke area konflik guna menciptakan suasana kondusif serta upaya
perlindungan operasi kemanusiaan.
Peace Building merupakan suatu aktivitas untuk menciptakan suatu perdamaian setelah
konflik berakhir dan upaya agar konflik tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Kegiatan yang dilakukan setelah perang dengan cara
memperbaiki hal-hal yang terjadi akibat perang dan memperbaiki tatanan ekonomi
dan sosial dalam suatu negara agar tercipta kemakmuran[14].
Jadi berdasarkan definisi tersebut tujuan dari peace building adalah memperbaiki tatanan ekonomi dan social
masyarakat yang mungkin telah hancur akibat konflik yang terjadi sebelumnya.
Mencegah timbulnya konflik di lain waktu serta menjamin penegakan hokum dan
perlindungan hukum bagi masyarakat.
Saya ambil contoh upaya misi peace building PBB
yakni di Timor Leste dimana terdapat misi PBB untuk membentuk satuan polisi
sesegera mungkin setelah Timor Leste merdeka dalam rangka menegakkan supremasi
hukum untuk menjamin perdamaian, namun misi ini menemui kegagalan karena misi
PBB tidak secara cukup berdiskusi dengan otoritas lokal sehingga rencana yang
telah disusun menjadi sia-sia[15].
Peace Time Operation,
operasi dalam menanggulangi bencana alam dan sebagainya. Sulit untuk mencari
contoh kasus upaya peace time operation
PBB ini karena minimnya data yang tersedia. Namun secara umum dapat saya
jelaskan bahwa upaya Peace Time Operation memiliki keterkaitan dengan upaya peace building PBB. Kuat
kaitannya dengan misi kemanusiaan dalam bentuk penanggulangan bencana,
kesehatan dan berbagai sektor kemanusiaan lainnya.
Peace Enforcement, operasi penegakan perdamaian yang
sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan hukum internasional yang berlaku,
serta asas-asas partisipasi. Upaya
peace enforcement lebih menitikberatkan pada upaya membangun pemahaman dan
peengertian serta meyakinkan pihak-pihak yang bertikai bahwa tidak banyak yang
mereka peroleh dengan cara bertikai sehingga membuka jalan untuk mewujudkan
perdamaian.
[1] Diakses dari
http://kamusbahasaindonesia.org/intervensi#ixzz2HZcqq3c4
[2] Diakses dari
http://repository.unand.ac.id/10958/1/IMG.pdf
[3] Ibid.
[4] Diakses dari
http://gilang-kurnia.blogspot.com/2010/12/penyelesaian-sengketa-indonesia-dengan.html
[6] Suyani Indriastuti, slide materi
mata kuliah studi perdamaian dan resolusi konflik. Unpublished
[7] Diakses dari
http://www.fkpmaritim.org/?p=1019
[8] Diakses dari
http://putradamhuji.blogspot.com/2010/08/peacemaking.html
[9] Diakses dari
http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/07/konflik-antara-bosnia-dan-serbia-pada-tahun-1991-281907.html
[10] Diakses dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132923-T%2027784-Peacekkeping%20operation-Analisis.pdf
[11] Suyani Indriastuti, slide materi
mata kuliah studi perdamaian dan resolusi konflik. Unpublished
[12] Diakses dari
http://hartantowae.blogspot.com/2012/02/konflik-rwanda.html
[13] Ibid.
[14] Diakses dari
http://munajathati.wordpress.com/2012/05/20/review-kuliah-studi-perdamaian-dan-resolusi-konflik-dalam-peace-building-2/
[15] Diakses
http://www.academia.edu/1144076/Peacebuilding_dan_Resolusi_Konflik_dalam_perspektif_PBB
mantap
BalasHapus