Entri Populer

Sabtu, 02 Februari 2013

Perubahan Sosial yang terjadi karena interaksi sosial berupa kerjasama, kompetisi (persaingan) dan Perselisihan (konflik)


Kliping

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perubahan Sosial


Oleh
Arif Frastiawan Singhan      (090910101013)



JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2011
PERUBAHAN SOSIAL KARENA KERJASAMA
KFC INDONESIA GO TO ORGANIC TAHUN 2010

   Tren makanan organic yang kian banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, sejurus dengan tingginya kesadaran akan kesehatan melalui asupan makanan organic, membuat KFC Indonesia mecanangkan program “KFC Go To Organic 2010” pada tahun 2010 mendatang.
               “Program ini merupakan bagian dari pengembangan inovasi KFC dalam memberikan yang terbaik bagi customer setianya, yaitu dengan menyajikan nasi yang lebih pulen, nikmat dan bergizi yang berasal dari 100% beras organik premium RI 1,” kata Gandhi Lie, General Manager       Business Development PT Fastfood Indonesia, Tbk. saat launching program tersebut di Kemang, Jakarta, belum lama ini, seperti yang dirilis www.kfcindonesia.com belum lama ini.
              Menurut Gandhi Lie, Program KFC Go To Organic ini sebenarnya sudah dimulai pada April 2008 lalu pada store-store KFC di wilayah Jawa Tengah, sebanyak 26 store karena daerah ini adalah sumber pertanian di Indonesia.
              Selain Jawa Tengah, saat ini, KFC juga telah berhasil mengembangkan pemakaian beras organik ini pada store-store-nya untuk wilayah Jakarta (79 store). Beras organik ini juga sudah dapat dinikmati di KFC di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Timur (Total: 208 store).
              “Sebagai restoran cepat saji (QSR/Quick Service Restaurant) terbesar di Indonesia dan yang pertama kali di dunia (termasuk KFC di seluruh dunia), yang memakai 100% beras organik, secara tidak langsung, KFC sebenarnya juga turut membantu meningkatkan taraf hidup petani lokal di Indonesia dan membantu swasembada pangan untuk menghasilkan beras nasional,” pungkas Gandhi Lie. (Alan Jehunat/www.kfcindonesia.com). 



Analisis

            Artikel diatas menunjukkan bahwa di era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan-perubahan yang signifikan di dunia mencakup segala aspek kehidupan. Khususnya dalam hal gaya hidup dimana sejak dulu gaya hidup yang terkenal elegan dan modern selalu berkiblat pada gaya hidup barat atau pada orang-orang barat yakni di kalangan masyarakat Amerika dan juga Eropa.
            Namun setelah adanya arus globalisasi yang sangat kuat, terutama dalam bentuk kerjasama ekonomi antar negara. Mendorong suatu bentuk perubahan sosial yang sangat  terlihat hasilnya dalam masyarakat khususnya dalam masyarakat di negara Indonesia. Adanya kerjasama pemerintah negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia dengan perusahaan-perusahaan Multinasional (MNC) negara-negara maju seperti Amerika Serikat. misalnya perusahaan-perusahaan Multinasional yang menjual produk-produk makanan cepat saji.
            Kentucky Fried Chicken (KFC) misalnya, sebuah produk makanan cepat saji asal Amerika dalam bentuk ayam goreng ini merupakan salah satu MNC yang menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia sehingga keberadaannya mulai tersebar di segala penjuru Indonesia. Keberadaan MNC-MNC seperti KFC tersebut di Indonesia menyebabkan sebuah perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia dalam hal konsumsi publik. Masyarakat Indonesia kini bisa mengkonsumsi makanan-makanan ala barat tersebut tanpa harus pergi ke negara asalnya. Meskipun berlabel Internasional, namun konsumennya tidak hanya terbatas bagi masyarakat ekonomi atas namun banyak dari kalangan menengah ke bawah juga dapat mengkonsumsinya karena harganya memang terjangkau.
            Produk-produk MNC tersebut lebih banyak dipilih konsumen dalam hal ini yakni masyarakat Indonesia karena disamping harganya masih terjangkau di sisi lain dengan mengkonsumsi produk MNC itu kesan mewah juga dapat dirasakan oleh masyarakat karena produknya berasal dari negara barat. Sehingga dapat terlihat realisasinya dari tahun ke tahun jumlah konsumen semakin meningkat dengan berbagai macam inovasi terhadap produk yang ditawarkan.
PERUBAHAN SOSIAL KARENA PERSAINGAN (KOMPETISI)
Ponsel China Makin Deras Masuk ke Indonesia

                JAKARTA, KOMPAS.com — Imbas perjanjian pasar bebas ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) sudah benar-benar terasa ke industri telepon seluler (ponsel). Sejak negara-negara ASEAN dan China membebaskan bea masuk impor ponsel, yang masuk kategori elektronik, pada 1 Januari 2010, ponsel China makin deras menggerojok pasar Indonesia. Ini terbukti dari membeludaknya permohonan dan pemberian izin sertifikasi perangkat telekomunikasi asal China di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
                Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo Gatot S Dewa Broto mengakui, pasca-berlakunya ACFTA, permohonan sertifikasi perangkat telekomunikasi China kian membeludak. "Jumlahnya banyak sekali," kata Gatot kepada Kontan, Rabu (24/2/2010).        
                Kemkominfo mencatat, sejak 1 Januari 2010 hingga kemarin sudah terbit total 283 izin. Dari jumlah itu, 185 izin di antaranya untuk perangkat-perangkat telekomunikasi asal China. Nah, dari jumlah 185 izin itu, 99 sertifikasi di antaranya merupakan sertifikasi perangkat (handset) ponsel. Mereknya macam-macam, seperti Nexian, Ipphone, K-Touch, ZTE, Skyphone, Tiphone, Dezzo, dan GStar. Sisanya aneka perangkat lain, mulai dari modem hingga wireless.
                Di luar itu, antrean pengajuan sertifikasi perangkat telekomunikasi China mengular. Untuk pengajuan sertifikasi ponsel saja, jumlah antrean hingga puluhan pengajuan. Sertifikasi ponsel memang diwajibkan oleh Peraturan Menteri No 29/2008 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi. Aturan itu mengatur bahwa sebelum beredar di Indonesia, masing-masing importir dan prinsipal ponsel di Indonesia harus mengajukan permohonan sertifikasi.
                Presiden Direktur PT Telesindo Hengky Setiawan, distributor ponsel China merek Tiphone, menyatakan, derasnya pengajuan sertifikasi itu tidak lepas dari potensi pasar yang besar di Indonesia. "Kami saja sejak Januari hingga saat ini sudah impor 200.000 unit ponsel Tiphone," katanya. Selain itu, konsumen lokal banyak yang membidik telepon harga murah. Ponsel China, salah satunya. "Bayangkan, tipe ponsel qwerty model BlackBerry dan iPhone bisa di atas Rp 6 juta per unit, tapi ponsel China bisa Rp 600.000. Makanya pembeli berbondong-bondong," katanya.
                Pasar ponsel Indonesia memang gurih. Kementerian Perindustrian mencatat, hingga akhir 2009, ada 80 juta unit ponsel di Indonesia. Tahun lalu penjualan ponsel mencapai 20 juta, dengan nilai 1,5 miliar dollar AS. Tahun ini, angka ini bisa naik separuhnya. (Kontan/Danto)


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/25/08225338/Ponsel.China.Makin.Deras.Masuk.ke.Indonesia
Analisis

            Kemajuan IPTEK semakin pesat mengikuti perkembangan jaman. Alat komunikasi yang ada semakin dibuat canggih. Telepon seluler misalnya, fungsi dari telepon seluler dulunya bagi masyarakat adalah sebagai alat komunikasi antar individu baik lisan maupun tulisan yang masing-masing individunya dipisahkan oleh jarak. Namun, saat ini fungsi dari telepon seluler tersebut lebih dari yang disebutkan dengan semakin lengkapnya fitur-fitur yang ditambahkan pada telepon seluler saat ini. Sehingga tidak khayal jika saat ini banyak dikenal dengan sebutan smartphone karena fitur-fitur canggih didalamnya.
            Awalnya telepon seluler canggih atau smartphone tersebut di produksi oleh merk-merk ponsel ternama asal negara-negara besar terutama di eropa. Semakin canggih fitur-fitur dalam ponsel yang ditawarkan maka semakin mahal pula harga ponsel tersebut. Sehingga kebanyakan hanya masyarakat dengan kekuatan ekonomi atas yang menggunakannya. Sedikit sekali masyarakat menengah ke bawah karena mereka mempertimbangkan harga barang dengan kebutuhan akan ponsel tersebut.
            Di sisi lain, dalam dunia bisnis industri saat ini tentunya akan selalu mengalami yang namanya persaingan bisnis. Dalam industri ponsel misalnya, bersamaan dengan munculnya negara Cina yang notabene terkenal sebagai negara komunis namun kini telah menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang kuat hingga saat ini. Cina tidak mau kalah dengan perkembangan ekonomi yang terjadi di negara-negara besar seperti Amerika dan negara-negara Eropa lainnya. Cina muncul sebagai negara pesaing yang kuat bagi negara-negara barat tersebut dalam bidang ekonomi tentunya.
            Salah satu bidang ekonomi yang dimaksud yakni persaingan dalam pembuatan ponsel-ponsel canggih yang diciptakan oleh Cina dengan keistimewaan-keistimewaan yang dimilikinya. Ponsel produksi Cina juga dilengkapi dengan fitur-fitur canggih yang bisa dibilang setara menyaingi smartphone asal negara barat dan juga memiliki harga yang relatif murah ketika sampai di pasaran. Di Indonesia misalnya, sebagai negara yang selalu menjadi pasar dari negara-negara maju juga tidak luput dari tempat pemasaran dari ponsel produk Cina ini. Produk-produk ponsel asal Cina ini bersaing dengan smartphone-smartphone asal negara barat di pasaran masyarakat Indonesia dewasa ini.
            Persaingan produk ponsel canggih oleh negara-negara maju di dunia menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat di negara tempat dipasarkannya produk tersebut. Di Indonesia perubahan sosial akibat persaingan produk ponsel tersebut dapat dirasakan hingga saat ini. Dilihat dari semakin meningkatnya jumlah konsumen terhadap ponsel canggih. Perubahannya terletak pada jumlah konsumen saat ini yang cenderung lebih banyak memilih ponsel buatan Cina daripada smartphone negara barat. Konsumen-konsumen tersebut bahkan banyak berasal dari masyarakat kalangan menengah kebawah.
            Kini masyarakat menengah ke bawah juga dapat menggunakan ponsel canggih dengan fitur-fitur modern dengan membeli ponsel produk Cina yang relatif sangat lebih murah dari harga smartphone buatan negara barat. Harga murah namun fitur-fitur yang tidak kalah canggih yang terdapat pada ponsel produk Cina menjadi pertimbangan sendiri masyarakat Indonesia khususnya masyarakat menengah ke bawah dimana yag dulunya mereka tidak dapat menjangkau dan mengkonsumsi ponsel-ponsel canggih tersebut namun kini mereka akhirnya juga bisa mengkonsumsinya melalui ponsel produk Cina.
PERUBAHAN SOSIAL KARENA KONFLIK
Gerakan mahasiswa Indonesia 1998

                Gerakan mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan yang ditandai dengan tumbangnya Orde Baru dengan ditandai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998.
                Gerakan ini diawali dengan terjadinya krisis moneter di pertengahan tahun 1997. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari rakyat.
                Gedung wakil rakyat, yaitu Gedung DPR/MPR dan gedung-gedung DPRD di daerah, menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk menurunkan Soeharto. Organ mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain adalah FKSMJ dan Forum Kota karena mempelopori pendudukan gedung DPR/MPR.
                Perjuangan mahasiswa menuntut lengsernya sang Presiden tercapai, tapi perjuangan ini harus melalui tragedi Trisakti dan tragedi semanggi dengan gugurnya beberapa mahasiswa akibat bentrokan dengan aparat militer bersenjata.





Analisis

            Artikel diatas menunjukkan kejadian yang bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Sistem pemerintahan presiden Soeharto pada saat itu berhasil dilengserkan oleh kekuatan pemuda yakni gerakan mahasiswa yang menuntut adanya perubahan di negara Indonesia. Dapat dilihat demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa hingga ke gedung DPR-RI tersebut, bertujuan guna menyampaikan aspirasi rakyat yang menginginkan perubahan.
            Keadaan sosial masyarakat pada masa pemerintahan Soeharto sangat memprihatinkan. Hak Asasi Manusia dirampas, masyarakat selalu berada dalam posisi tertekan oleh rezim pemerintahan Soeharto. Seluruh kebijakan pemerintah dipaksakan untuk selalu dipatuhi dan dijalankan oleh rakyat. Jika tercium bau pemberontakan atau gerakan oposisi maka secara cepat akan diberantas dan dianggap musuh negara.
            Rakyat tidak memiliki kebebasan untuk beraspirasi, kendali pemerintah dan negara berada di tangan presiden sepenuhnya. Penyelenggaraan negara sangat otoriter. Hukum dikemudikan oleh penguasa. Hukum dijadikan alat oleh penguasa untuk menjalankan pemerintahan. Kebebasan pers juga sangat terbatas. Terjadi diskriminasi terhadap etnis Tiong-Hoa.
            Keadaan-keadaan memprihatinkan seperti itulah yang menyebabkan gerakan-gerakan mahasiswa berujung demonstrasi besar-besaran. Terjadi konflik antara aparat militer penguasa dengan mahasiswa pada saat demonstrasi terjadi hingga memakan banyak korban. Namun akhirnya gerakan menuntut perubahan tersebut membuahkan hasil dengan lengsernya Soeharto dari tampuk kekuasaan.
            Perubahan sosial yang terjadi kemudian ditandai dengan reformasi yang terjadi di negara Indonesia. Tuntutan-tuntutan reformasi kini sudah dapat dirasakan. Pemerintahan yang tertutup dan sentralistik, kini menjadi lebih terbuka dan desentralisasi kekuasaan. Penyelenggaraan pemerintahan yang lebih demokratis, penegakkan hukum, kebebasan pers, serta sudah tidak terjadi lagi diskriminasi terhadap salah satu etnis di Indonesia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar